Hubungi IBS SMP
Hubungi IBS SMA

Belajar Masalah Keyakinan Rezeki dari Anak Kecil

Ditulis Oleh: Ust. Saeful Fitriana, M.Si

Sesekali belajarlah dari anak kecil. Coba perhatikan, kenapa anak kecil tidak pernah merisaukan rezeki? Karena dia tahu bahwa ada orang tua yang menanggungnya, mencintai & menyayanginya sehingga mereka tidak mungkin membiarkannya kelaparan. Oleh karena itu, dia tidak peduli.

Bahkan, pada saat tertentu, dia sampai membuat orang tuanya gelisah. Misalnya, menghabiskan banyak uang hanya utk main-main atau mau membeli makanan tetapi tidak dimakannya. Akan tetapi, anak tersebut sama sekali tidak khawatir bahwa dengan tindakannya itu dia akan kehilangan rezeki & kasih sayang.

Kenapa? Karena setidaknya dia yakin pada dua hal. Pertama, orang tuanya mampu menafkahinya. Kedua, orang tuanya mencintai dan menyayanginya.

Bagaimana dengan keadaan kita bersama Allah Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang?

Apakah kita ragu bahwa Allah SWT mampu memenuhi kebutuhan kita? Apakah Tuhan yang telah mengurus seluruh keperluan kita sewaktu dalam kandungan ibu, bahkan menciptakan kita dari semula tidak ada, menjaga dan merawat kita selama belum bisa apa-apa, lalu setelah kita tampak kuat Dia berhenti mengurus dan memenuhi kebutuhan kita? Mustahil Allah SWT demikian!

Jika kita merasa tenteram karena ayah begitu mencintai dan menyayangi kita, adakah yang lebih mencintai dan menyayangi kita daripada Tuhan kita sendiri, Allah SWT? Dialah al-Rahmān dan al-Rahīm, Sang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim disebutkan bahwa Allah memiliki seratus kasih sayang (rahmat); satu Dia turunkan, sembilan puluh sembilan Dia simpan utk hari kiamat.

Melalui satu kasih sayang yang Dia turunkan itulah, seorang ibu atau ayah menyayangi dan mengasihi anaknya. Melalui satu kasih sayang ini pula semua makhluk-Nya saling berkasih sayang. Kelak, setelah kiamat, kasih sayang yang satu ini Dia satukan kembali dgn yg sembilan puluh sembilan sehingga genap seratus.

Apakah kita berpikir bahwa kasih sayang-Nya berkurang, lalu tdk menghiraukan kebutuhan kita?

Sangatlah tepat perkataan Imam Syāfi’i yang dilantunkan dalam sebuah syair berikut ini:

توكلت في رزقي على الله خالقي

وأيقنت أن الله لاشك رازقي

وما يك من رزقي فليس يفوتني

ولو كان في قاع البحار العوامق

سيأتي به الله العظيم بفضله

ولولم يكن مني اللسان بناطق

ففي أي شيء تذهبُ النفسُ حسرة

وقد قسم الرحمنُ رزقَ الخلائق

Aku bertawakkal kepada Allah sang penciptaku akan rezekiku

dan aku yakin tanpa keraguan bahwa Allah adalah pemberi rezekiku

Apa saja yang telah ditetapkan menjadi rezekiku tidak akan luput dariku

meskipun berada di dasar laut yang sangat dalamnya

Allah yang Maha Agung akan mendatangkannya dengan karunia-Nya

meskipun lisanku tidak mengucapkannya

Maka dalam hal yang mana dirimu menjadi gelisah dan duka?

Sungguh, Allah Yang Maha pengasih telah membagikan rezeki para makhluk-Nya.

By webibs

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *